BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
MASALAH
Perusahaan ZZZ Best Company pada pertengahan tahun ‟80an
ialah salah satu perusahaan terkenal di AS. Perusahaan yang didirikan oleh
remaja berumur 16 tahun bernama Barry Minkow, perusahaan ini bergerak di
bidang pembersih karpet.Di bawah kelola Barry Minkow, asset perusahaan ini
membludak dari sekitar $200,000 menjadi $5,000,000 dan pendapatnya menjadi
$50,000,000 juta. Dengan semboyannya “langit ialah batasnya”. Dia berhasil
mengubah perusahaan tersebut dan dirinya masuk kalangan miliader. Namun setelah
terkenal selama beberapa tahun, perusahaannya jatuh bangkrut karena aksi
penipuan yang dilakukan oleh BarryMinkow, sang pengelola. Dirinya terbukti
melakukan pelanggaran hukum sepertimembuat laporan keuangan fiktif, penipuan
cek dan kartu kredit, dan penipuan terhadap nasabah bahkan temannya. Dia
didakwa 57 pelanggaran hukum dan dituntut penjara selama 25
tahun.Masyarakat AS pun juga menyalahkan regulator institusi keuangan seperti
theSecurities and Exchange Commission (SEC) dan kantor akuntan public
karenadianggap lalai dalam mengatur perusahaan – perusahaan. Ini
merupakan pukulan telak bagi pegulator dan pemerintahan AS karena
seorang remaja mampu menipu regulator dan pemerintah AS.Kasus bangkrutnya
ZZZZ Best Company menjadi titik tolak bagi regulator keuangan AS untuk
manata ulang peraturan – peraturan keuangan. Namun tetap sajakasus
seperti ini akan terjadi di kemudian hari tentu saja dengan menculnya
Barry – Barry yang lain.Betapa luar biasanya cerita ZZZ best ini,
ketika para pengamat ahli di minta untuk mengomentari masalah ini, sebagian
besar menjawab: „itu bukan yang pertamdan bukan juga yang trakhir kalinya di
lakukan‟. Masyarakat akan bertanya, “ di mana para auditor itu?”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang
permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan
adalah :
1.apakah tujuan dan tanggung jawab
Audit itu ?
2.Di perlukannya memahami tujuan
audit secara keseluruhan
3.Pertanggung jawaban auditor dalam melaksanakan
proses audit, serta
4.Tujuan khusus yang coba di penuhi
oleh auditor.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS
LAPORAN KEUANGAN
SAS I (AU 110) menyatakan :Tujuan dari audit biasa atas
laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran, dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil operasi,
serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP).Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan tentang apakah
laporankeuangan telah disajikan secara wajar dan untuk menentukan
keefektifan pengendalian internal, sesudah itu baru menerbitkan laporan
audit yang tepat.Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1.Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2.Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3.Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4.Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun
dan pengungkapan
5.Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun
dan pengungkapan
B. TANGGUNG JAWAB
MANAJEMEN
Tanggung
jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik,menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar
berada di pundak manajemen, bukan di pundak auditor.Tanggung jawab manajemen
atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan dengan
privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang dianggap perlu.
Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan keuanganyang menurut
auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk
menerbitkan pendapat tidak wajar atau wajar dengan pengecualian atau
mengundurkan diri dari penugasan tersebut.Sarbanes-Okley Act mengharuskan
CEO dan CFO untuk menyatakan bahwalaporan keuangan telah sesuai dengan persyaratan
Security Exchange Act tahun 1934dan informasi yang terkandung dalam laporan
keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material serta
menandatangani laporan keuangan.
C.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
Berdasarkan SAS 1 (AU 110), “Auditor bertanggung jawab untuk
merencanakan
dan
melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan
keuangan talah bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan oleh
kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan
karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak,
tetapi tidak absolut, bahwa salah saji yang material dapat dideteksi.
Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang
disebabkan oleh nkekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi
laporan keuangan dapat dideteksi.”
Paragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor
untuk mendeteksisalah saji yang material dalam laporan keuangan, melaporkan
tentang keefektifan pengendalian internal, dan mengidentifikasi kelemahan
yang material dalam pengendalian internal atas laporan keuangan.Dibawah
ini adalah pembahasan yang terkait dengan standar-standar tentang tanggung
jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material mencakup beberapa
istilah dan frasa penting.
Salah Saji
yang Material versus Tidak Material Salah saji dianggap material jika gabungan dari
kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi, auditor bertanggung
jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas
telah dipenuhi. Namun auditor bertanggung jawab untuk memperolehkepastian yang
layak bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi. Kepastian yang Layak SAS
104 menyatakan bahwa kepastian yang layak adalahtingkat kepastian yang tinggi,
tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji
yang material. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi
garansi atas kebenaran laporan keuangan. Pembelaan terbaik yang dapa tdilakukan
auditor apabila salah saji yang material tidak terungkap adalah melaksanakan
audit sesuai dengan standar auditing.
Kekeliruan
versus Kecurangan Kekeliruan (error) adalah salah saji yang tidak disengaja, sementara
kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja dan dibedakan lagi menjadi
misapropiasi aktiva (misappropriation of assets), yang sering disebut
penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang curang
(fraudulent financial reporting) yang disebut kecurangan manajemen.
Skeptisme Profesional adalah sikap yang penuh dengan
keingintahuan serta penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh
mengasumsikan bahwa manajemen bersikap tidak jujur tapi juga tidak boleh
mengasumsikan bahwa menajemen tidak diragukan lagi kejujurannya. Auditor
bertanggung jawab untuk mendeteksi kekeliruan dan kecurangan yang
material.
Kecurangan
yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang versus Misapropriasi
Aktiva Pelaporan
keuangan yang curang merugikan karena menyediakan informasi laporan keuangan
yang tidak benar untuk membuatkeputusan, sedangkan misapropriasi aktiva
merugikan pemagang saham, kreditor,serta pihak lainnya karana aktiva tersebut
tidak lagi menjadi milik pemilik yang sah.
Tindakan Ilegal (tindakan yang melawan
hukum) Merupakan
pelanggaran terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Auditor
bertanggung jawab untuk menemukan tindakan ilegal. Tindakan illegal ini
terbagi atas tindakan ilegal yang
berdampak langsung dan tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.Auditor
mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan danmelaporkan tindakan
illegal :
1.
Pengumpulan
Bukti Jika Tidak Ada Alasan untuk Percaya Bahwa Ada TindakanIlegal yang
Berdampak Tidak Langsung
2.
Pengumpulan
Bukti dan Tindakan Lainnya Apabila Ada Alasan Untuk Mempercayai
BahwaTindakan Ilegal yang Berdampak Langsung atau Tidak Langsung Telah
Terjadi
3.
Tindakan
Apabila Auditor Mengetahui Suatu Tindakan Ilegal
D. SIKLUS LAPORAN KEUANGAN
Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi
segman-segman atau komponen yang lebih kecil. Pendekatan siklus (cycle
approach) merupakan cara umum untuk membagi audit, yaitu dengan tetap
mempertahankan hubungan antara jenis (kelas) transaksi dan saldo akun
dalam segmen yang sama. Logika dari penggunaan siklus ini adalah bahwa hal
itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan
dalam buku besar serta laporan keuangan.Sebuah perusahaan dimulai dengan memperoleh modal, umumnya berbentuk kas. Dalam
perusahaan manufaktur,kas digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva tetap, dan
barang jasa untuk membuat persediaan (siklus akuisisi dan pembayaran). Kas
juga digunakan untuk memperoleh tenaga kerja (siklus penggajian dan
personalia). Hasil gabungan darikedua siklus ini adalah persediaan (siklus
pesediaan dan pergudangan). Berikutnya, persediaan dijual dan menghasilkan
penagihan serta perolehan kas (siklus penjualandan penagihan). Kas yang
dihasilkan lalu digunakan untuk membayar deviden dan bunga atau membiayai
perluasan modal serta memulai kembali siklus-siklus tersebut.
E. MENETAPKAN TUJUAN AUDIT
Para auditor melaksanakan audit atas
laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan siklus, yaitu pengujian
audit atas transaksi-transaksi yang menghasilkansaldo akhir dan juga dapat
melaksanakan pengujian audit atas saldo akun serta pengungkapan yang
terkait.Secara umum, auditor telah menemukan bahwa cara yang paling efisien
danefektif untuk melakukan audit adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi kepastian
bagi setiap kelas transaksi dan saldo akhir pada akun yang terkait.Untuk setiap
kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelumauditor
menyimpulkan bahwa :
1.
Transaksi
- transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini disebut sebagai tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi ( transaction – related
auditobjectives). Sebagai
contoh : terdapat tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi penjualan
serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi retur dan pengurangan
harga penjualan.
2.
Beberapa
tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang disebut sebagai tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo ( balance-related auditobjectives). Sebagai
contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo piutang usaha
dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo utang usaha.
3.
Tujuan
audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalamlaporan
keuangan yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan ( presentation and disclosure related audit objectives).
Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan untuk piutang usaha serta wesel bayar.
F. ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen (manajement assertions) adalah representasi
pernyataan yangtersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas
transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dalam laporan
keuangan.Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari
kriteria yangdigunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi
akuntansidalam laporan keuangan.SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke
dalam tiga kategori :
1.Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama
periode yang diaudit.
2.Asersi tentang saldo akun pada akhir periode.
3.Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.
|
Asersi Tentang kelas Traansaksi dan Peristiwa
|
Asersi
Tentang Saldo Akun
|
Asersi
Tentang Pengujian dan Pengungkapan
|
Keterjadian - Transaksi dan peristiwa yang
dicatat telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas tersebut.
|
Eksistensi
– Aktiva, Kewajiban, dan Ekuitas yang ada
|
Keterjadian
dan Hak serta Kewajiban – Peristiwa dan transaksi yang
diungkapkan telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas tersebut.
|
Kelengakapan – Semua transaksi dan peristiwa
yang harus dicatat telah dicatat.
|
Kelengkapan
– semua Aktiva, Kewajiban, dan Kepentingan ekuitas yang harus dicatat sudah
dicatat.
|
Kelengakapan
– semua pengungkapan yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan telah
tercantum.
|
Keakuratan
- Jumlah dan data lain yang bersangkutan dengan transaksi dan peristiwa
yang dicatat telah dicatat dengan benar.
|
Penilaian
dan Alokasi - Aktiva,kewajiban dan
kepentingan ekuitas dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat
dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat
|
Keakuratan
dan penilaian - Informasi keuangan dan
yanglain telah diungkapkan secara tepat dan pada jumlah yang tepat.
|
Klasifikasi – Transaksi
dan peristiwa telah dicatat dalamakun yang tepat.
|
Klasifikasi
dan dapat dipahami – Informasi keuangan
dan yang lain telah disajikan dan diuraikan secara tepat
serta pengungkapan telah dinyatakan dengan jelas.
|
|
Cut
off – Transaksi
dan peristiwa telah dicatat dalam periode akuntansi
yang benar.
|
||
Hak dan Kewajiban – Entitas
itu memegang hak atau kendaliatas aktiva dan kewajibanmerupakan kewajiban
entitas itu.
|
G. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN
TRANSAKSI
Tujuan audit berkaitan dengan transaksi yang mengikuti dan
berhubungan eratdengan asersi manajemen, dan yang berkaitan dengan transaksi
untuk memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit
yang cukupkompeten yang diisyaratkan oleh standard pekerjaan lapangan ketiga
danmemutuskan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas
transaksisesuai dengan situasi penugasan audit. Tujuan audit ini tetap sama
antara satu auditke audit lainnya, tetapi bukti-buktinya bervariasi, tergantung
situasinya.Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi dantujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap
kelas transaksi. Dapat dikembangkan menjadi enam tujuan audit umum yang
berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan
diaudit.Keterjadian transaksi yang dicatat memang ada:
1.
Kelengkapan
transaksi yang terjadi telah dicatat
2.
Keakuratan
transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar
3.
Posting
dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file
induk dan pengikhtisaran dengan benar
4.
transaksi
yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secaratepat
5.
Penetapan
waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar
Keenam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi
diterapkan padasetiap kelas transaksi, setelah auditor menetapkan tujuan audit
umum yang berkaitandengan transaksi . hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan
tujuan audit khususyang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi
yang akan diaudit. Ada hubungan antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang
berkaitan dengantransaksi, dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi. Perhatikan bahwa ada hubungan satu untuk satu asersi dan tujuan,
kecuali untuk asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai dua tujuan
karena harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan
transaksi.
H. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN
SALDO
Tujuan audit berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi yang baru saja dibahas, tujuan tersebut
mengikuti asersi manajemendan memberikan kerangka kerja guna membantu auditor
mengumpulkan bukti yang tepat yang mencukupi berkaitan dengan saldo akun. Juga
ada tujuan audit umum danaudit khusus yang berkaitan dengan saldo.Ada dua
perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi:
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo diterapkan pada saldo akun seperti piutang usaha, persediaan, bukan
kelas transaksi seperti transaksi penjualan dan pembelian persediaan.
2. Ada delapan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan enam tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi.
|
Asersi Manajemen Tentang Kelas Transaksi dan Peristiwa.
|
Tujuan Audit Umum yangBerkaitan dengan Transaksi.
|
Tujuan Audit Khusus yangBerkaitan dengan Transaksi
|
Keterjadian
|
Keterjadian - Transaksi yang dicatat memang ada.
|
Penjualan
yang dicatat adalah untuk pengiriman
|
Kelengakapan
|
Kelengkapan- transaksi yang terjadi
telah dicatat.
|
Transaksi penjualan yang adasudah
dicatat.
|
Keakuratan
|
Keakuratan - Transaksi yangdicatat
dinyatakan pada jumlahyang benar.
Posting dan pengikhtisaran
Transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan diikhtisarkan
dengan benar.
|
Penjualan yang dicatat adalah untuk
jumlah barang yang dikirimkan dan sudah ditagihdan dicatat dengan
benar.Transaksi penjualan telah dimasukkan secara layak dalam file induk dan diikhtisarkan
dengan benar.
|
Klasifikasi
|
Klasifikasi - Transaksi
yangdicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara tepat.
|
Transaksi penjualan telah diklasifikasikan
dengan benar.
|
Cut
off
|
Penetapan Waktu-Transaksi dicatat
pada tanggal yang benar.
|
Transaksi penjualan telah dicatat
pada tanggal yang benar.
|
Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:
a.
Eksistensi
- Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini bersangkutan dengan apakah
jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.
b.
Kelengkapan – Jumlah
yang ada telah dicantumkan, Tujuan ini bersangkutan dengan apakah semua jumlah
yang harus tercatat pada suatu akun benar- benar telah dicatat.
c.
Keakuratan-
Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar, Tujuan ini mengacu pada
jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar.
d.
Klasifikasi-
Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat,
Klasifikasi ini melibatkan penentuan apakah pos-pos yang adadalam daftar klien
telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yangtepat.
e.
Cutoff-
Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat.
Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksi-transaksi telah
dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
f.
Hubungan
yang rinci (detail tie-in) – rincian saldo akun sesuai
dengan jumlah pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo
akun, dan sesuai dengan total buku besar, Tujuan yang rinci ini memastikan
rincian dalam daftar telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar,
dan sesuai dengan buku besar.
g.
Nilai
yang dapat direalisasi – aktiva yang telah dicantumkan dalam
jumlahyang diestimasi akan direalisasi, Tujuan ini terkait dengan apakah saldo
akun telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi
bersih.
h.
Hak
dan kewajiban , Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban dengan utang.
Tujuan ini hanya diterapkan pada akun aktiva sera merupakan bagian dari
asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun. Terdapat lebih
dari satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan dengan saldo untuk suatu
tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo. Misalnya tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas persediaan yang mencakup
:
1. Perusahaan memiliki hak ats semua
item persediaan yang terdapat dalam daftar
2. Persediaan tersebut tidak dijaminkan sebagai agunan
kecuali hal tersebut diungkapkan.
I. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan biasanya identik dengan asersi manajemen untuk penyajian dan
pengungkapan yang diterapkan pada tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo. Tujuan ini menghubungkan empat tujuan audit yang berkaitan dengan
penyajian dan pengungkapan dengan asersi manajemen atas penyajian dan
pengungkapan.
|
Asersi Manajemen Tentang penyajian dan pengungkapan
|
Tujuan audit umum yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan
|
Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan
dengan penyajian dan pengungkapan yang diterapkan pada wesel bayar
|
Keterjadian serta hak dan kewajiban.
|
Keterjadian serta hak dan kewajiban.
|
Wesel bayar sebagaimana diuraikan
dalam catatan kaki ada dan merupakan kewajiban perusahaan.
|
Penilaian dan alokasi
|
Penilaian dan alokasi
|
Pengungkapan catatan kaki
yang berkaitan dengan wesel bayar sudah akurat.
|
Klasifikasi dan dapat dipahami
|
Klasifikasi dan dapat dipahami
|
Wesel bayar secara tepat diklasifikasikan
sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjangdan pengungkapan
laporan keuangan yang berkaitan dapat dipahami.
|
Kelengkapan
|
Kelengkapan
|
Semua pengungkapan yang diperlukan
yang terkait dengan wesel bayar telah dicatat dalam catatan atas laporan
keuangan.
|
J. BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI
Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna
mendukung semua asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan
dengan mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat
dari tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan
bukti yang harus dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit.
Dengan cara auditor mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang
telah didefinisikan dengan baik untuk untuk menata audit guna memastikan
bahwa bukti yang telah diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua
tujuan audit yang disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi.
Ada empat fase audit laporan keuangan :
Fase I – Merencanakan
dan merancang pendekatan audit
Ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk
mengumpulkan bukti auditguna memenuhi tujuan audit secara keseluruhan agar
dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan. Ada dua pertimbangan utama
yang mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor :
1.
Bukti
audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggung jawab
professional auditor
2.
Biaya
pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin. Perhatian atas
pengumpulan bukti audit yang cukup dan pengendalian biaya audit membutuhkan
perencanaan penugasan. Rencana ini harus menghasilkan pendekatan audit yang
efektif dengan biaya yang masuk akal. Perencanaan dan
perancangan pendekatan audit ini menjadi tiga aspek kunci agar terhindar
dari salah saji yaitu sbb:
1. Memperoleh pemahaman tentang entitas
dan lingkungannya, Auditor harus mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas
bisnis klien dan lingkungan yangterkait, meliputi pengetahuan tentang strategi
dan proses. Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan prosedur
analitis, dan membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor juga harus memahami
setiap persyaratan akuntansi yang unik dari industry klien.
2. Memahami pengendalian internal dan
menilai risiko pengendalian, Menilai risiko pengendalian adalah proses
dimana auditor mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi
keefektifannya. Jika pengendalian internal dianggap efektif, risiko
pengendalian yang ditetapkan dapat dikurangi dan jumlah bukti audit yang harus
dikumpulkan secara signifikan dapat menjadi lebih sedikit ketimbang
pengendalian internal yang tidak memadai.
3. Menilai risiko salah saji yang
material, Auditor menggunakan pemahamannya atas industry klien dan strategi
bisnisnya, serta keefektifan pengendalian internalnya, untuk menilai risiko
salah saji dalam laporan keuangan. Penilaian ini kemudian akan mempengaruhi
rencana dan sifat audit, penetapan waktu, dan tentang prosedur audit.
Fase II – Melaksanakan pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi
Sebelum dapat memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas
risiko pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal
dianggap efektif, yang pertama dilakukan dengan pengujian pengendalian (
test of control ) dimana auditor harus menguji keefektifan pengendalian
tersebut. Dengan memeriksa sampel salinan faktur penjualan yang telah diparaf
oleh klerk tersebut yang menunjukan bahwa harga jual per unit telah
diverifikasi. Selanjutnya proses pengujian substantif atas transaksi (
Substantive tests of transaction ) yaitu auditor mengevaluasi pencatatan
transaksi oleh klien dengan memverifikasi jumlah moneter transaksi itu.
Fase III – Melaksanakan
prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Auditor harus mampu melaksanakan prosedur analitis akan pengujian
rincian saldo dalam perusahaan dan sangat mengandalkan pada pada pertimbangan
professional auditor.
Fase IV – Menyelesaikan audit dan
menerbitkan laporan audit
Auditor harus menggabungkan informasi yang diperoleh guna
mencapai kesimpulan menyeluruh tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Proses
subjektif ini sangat mengandalkan pada pertimbangan professional auditor.
Apabila audit telah selesai dilakukan, akuntan public harus menerbitkan laporan
audit untuk melengkapi laporan keuangan yang dipublikasikan oleh klien.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makalah ini telah membahas tanggung jawab manajemen atas
laporan keuangan dan pengendalian internal
serta tanggung jawab auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan
keefektifan pengendalian internal atas laporan keuangan, makalah ini juga
membahas asersi manajemen dan tujuan yang berkaitan dengan audit, serta
cara auditor memilih audit untuk
menghasilkan suatu tujuan audit khusus. Kemudian mengumplkan bukti
untuk memperoleh kepastian bahwa setiap tujuan dari audit telah di penuhi.
Tanpa memahami tujuan audit secara keseluruhan, perencanaan
dan pengumpulan bukti bukti audit selama berlangsungnya proses tidak akan memiliki relevansi. Jadi, Para auditor diharuskan
lebih memahami tanggung jawabnya dalam melaksanakan proses audit dan tujuan
audit secara keseluruhan, serta tujuan khusus yang coba di penuhi auditor.
DAFTAR PUSTAKA
Arens,
Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi
Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
Reckard,
E. Scott. (2011). Barry Minkow is accused of misusing church money: Los Angeles.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar